Kesempatan Mengampuni
Matius 6:15
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.
Renungan:
Saat tsunami terjadi di Aceh, banyak orang yang selamat mengatakan, “Untung saya tidak terlambat.” Di saat itu, terlambat sedikit saja berarti kematian.
Ada sepasang suami istri yang selalu pergi ke pasar Banda Aceh untuk berbelanja makanan. Air tsunami merendam kota banda Aceh sekitar jam 9.00 pagi. Waktu ini tercatat oleh photographer lewat foto sebuah jam dinding di antara reruntuhan bangunan.
Dari berita di televisi diketahui ternyata justru di pasar itulah timbul korban yang luar biasa banyaknya. Tak terbanyakan apa yang terjadi pada sepasang suami istri tadi.
Sepasang suami istri itu justru telah meninggalkan pasar begitu terjadi gempa. Dan sebelum tsunami melanda, mereka sudah berada di rumah. Kalau saja mereka terlambat.
Coba renungkan, pagi hari itu, di pasar Banda Aceh, ada berapa banyak orang yang terlambat pulang? Mungkin mereka masih memilih-milih barang, mungkin mereka masih ngobrol, mungkin masih sarapan di pasar, tapi apa pun yang mereka lakukan, semuanya terlambat dan berakhir dengan kematian.
SEEKers, mumpung masih hari ini, jangan terlambat menggunakan kesempatan ini, Jangan sampai kelak kamu bilang, “Aduhhhhh….. saying sekali sudah terlambat.”
Ada sepasang suami istri yang sering bertengkar. Suatu hari sebelum berangkat kerja. Si suami memegang tangan istrinya, pamitan dan minta maaf. Sang istri cuek saja dan tidak mau mengampuni suaminya.
Di sore harinya, tiba-tiba polisi datang membawa suaminya pulang ke rumah penuh berlumuran darah dan sudah meninggal. Ketika istrinya melihat hal itu, ia histeris dan berkata, “Ya Tuhan! Jika aku tahu ia akan pulang seperti ini, tentu aku tiidak akan bersikap jahat kepadanya tadi pagi! Oh, sekarang tidak ada kesempatan lagi!”
SEEKers, kalau kamu sadar bahwa kesempatan bisa hilang begitu saja, kamu pasti mau mengampuni orang lain, khan?
Bacalah apa yang ditulis Pepi di bawah ini.
“Ihhhh! Keseeelll” KetingPepi di layar chatting. “Kenapa, Pep?” Tanya temannya. “Masak gue dikatain cari perhatian sama si Nisa. Ngomongnya di belakang gue lagi. Di belakang gosipin orang yang enggak-enggak!” HUUUUUHHH!!!! Ga ada ampun deh buat dia! Belum lagi, gue pulang sekolah langsung di marahin sama mami. Padahal yang salah adek gue. Kesel ga sih??? Panas banget nih hati gue.”
SEEKers, seringkah kejadian seperti itu menimpa kamu? Atau hal-hal lain yang membuat kamu tidak bisa mengampuni? Sering, bukan?
Tuhan memberimu kesempatan untuk mengampuni dan Tuhan juga akan menolong kamu agar bisa mengampuni walaupun rasanya tidak mungkin, asal kamu berseru kepadaNya.
Bagaimana? Maukah kamu menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan? Begitu kamu mengampuni, kamu langsung lega, ringan, damai, dan sukacita. Tetapi jika kamu masih ngomel-ngomel seperti Pepi, kamu akan semakin panas, sebel, tidak damai, dan tidak sukacita. Dan jika kamu tidak hati-hati, kamu membiarkan perasaan itu terus menguasai kamu lebih lama sedikit lagi, kamu pasti jatuh dalam perangkap iblis.
SEEKers, jangan salah pilih ya. Memang tidak mudah, tetapi aku mau meminta tolong pada Tuhan, agar aku bisa menggunakan kesempatanku untuk mengampuni.
Doa:
Tuhan Yesus, Engkau sudah member banyak kesempatan. Tolonglah aku tidak menyia-nyiakan kesempatan-kesempatan itu, Aku mau mengampuni orang lain seperti Engkau mengampuni Aku.
SERI 1 – S2-B03-M1-H7-Kuberikan Waktuku(1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar