Rabu, 08 September 2010

PP Arus Hayat Remaja Minggu 3 - Kamis

Mata Merpati
Kidung Agung 1:15
Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.

Renungan:
Ada seorang wanita tua yang pergi ke took perlengkapan mobil. Ia meminta “tutup 710”. Pelayan-pelayan took itu bingung, “apa itu tutup 710”?
Wanita tua itu berkata, “itu lho, yang ada di atas mesinnya, punya saya hilang, jadi perlu yang baru.”
“Mobil apa?” Tanya mereka. Wanita itu menyebutkan nama sebuah mobil, tetapi pelayan toko masih bingung juga.
“Baiklah, sebesar apa barangnya?” Tanya mereka. Wanita itu membuat lingkaran dengan tangannya berdiameter 3,5 inci.
Sebenarnya untuk apakah ‘tutup 710’ itu? Tanya mereka. Wanita itu berkata, “Saya juga tidak tahum tapi barang itu selalu ada di sana dan sekarang hilang.”
Salah satu pelayanan toko itu memberinya kertas dan memintanya untuk mengambarkannya. Jadi ia membuat sebuah lingkarang berdiameter 3,5 inci dan di tengahnya ia tulis 710.
Para pelayan yang melihat gambar iitu dari arah berlawanan langsung tertawa terbahak-bahak.
Akhirnya, salah seorang dari mereka berkata, “Sepertinya yang Anda cari adalah tutup OIL atau oli (istilah yang biasa kita pakai)”
Wanita itu berkata, “Apa pun namanya, saya tidak peduli, pokoknya saya mau “tutup 710” itu dan saya tidak merasa ada yang lucu.”
Cara pandang oranglah yang membuat segala sesuatu terlihat berbeda. Dan kita hidup di dunia yang melihat segala sesuatu secara terbalik.
Kitab Yesaya 5:20 mengatakan, “Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang mejadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.”
Dunia melihat hal-hal materi dan menyebutnya “sangat berharga.” Dunia melihat dosa dan imoralitas dan menyebutnya “fun.” Dunia melihat dusta dan menyebutnya “siasat jitu”. Semua itu bisa membingungkan kecuali kita menyadari bahwa kita harus melihatnya dari sudut pandang kekekalan.
SEEKers, cara pandang kita harus benar. Lalu bagaimana kita bisa punya cara pandang yang benar? Apa maksudnya mata merpati? Mata merpati adalah mata yang hanya dapat melihat ke satu hal dalam satu waktu. Mata merpati tidak bisa melihat 2 benda sekaligus.
Tuhan Yesus pernah berkata, “mata adalah pelita Tubuh. Jika matamu baik (tunggal – terjemahan yang benar), teranglah seluruh tubuhmu.” (Mat 6:22).
Mata tunggal adalah mata yang hanya focus kepada satu hal saja. Selanjutnya Tuhan berkata, “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan… Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (ay. 24).
SEEKers, maksud Tuhan disini adalah kita seharusnya memiliki mata yang tunggal terhadap Tuhan, mata yang hanya memandang Tuhan, dan bukan yang lain; mata yang hanya mengabdi kepada satu tuan saja, yaitu Tuhan Yesus.
Jika mata kita hanya tertuju kepada Tuhan, maka kita akan memandang segala sesuatu dengan benar. Kita tidak akan mudah tertipu dengan hal-hal yang dipandang dunia secara terbalik.

DOA:
Tuhan Yesus, dapatkan mataku hanya memandang pada-Mu
SERI 1-S2-B03-M3-H4-Kuberikan Mataku

Selasa, 07 September 2010

PP Arus Hayat Remaja Minggu 3 - Selasa

Kejelekan Orang Lain
Matius 7:3
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Renungan:
“Ihhhh!!!! Cari muka!”
“Dasar tukang gossip!”
“Dasar Pelit! Sok Pinter!
“Psstt!!!.... Dia kan dulu orangnya ga bener….”
Perkataan yang sering kita dengar, bukan? Aku bahkan sering ngomong seperti itu.
Itu berarti kita melihat kejelekan orang lain tetapi tidak melihat kejelekan diri sendiri. Tuhan Yesus berkata, “Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi.” Lalu Tuhan menunjukkan alasannya mengapa menghakimi orang lain itu sungguh tidak pada tempatnya. Dia berkata, “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
TIdak perlu diragukan bahwa kita punya balok di mata kita. Mengapa? Bisa melihat selumbar yang sangat kecil di mata orang lain, berarti diri sendiri pernah melakukan kesalahan yang sama. Kalau kamu tidak punya pengalaman yang sama, bagaimana kamu bisa mengenalinya dengan gampang? Ada pepatah mengatakan: “Untuk menangkap maling, gunakan ex-maling.”
Itulah yang dimaksud Tuhan. Kita tidak pantas menghakimi kejelekan orang lain karena kita pun punya kejelekan yang sama bahkan ada kejelekan lain juga.
Di Alkitab, ada kisah seorang yang lumpuh bernama Mefiboset. Meskipun Mefiboset lumpuh, raja Daud tetap membelaskasihaninya. Kitab 2 Samuel 8:11 mencatat bahwa Daud menyuruh Mefiboset yang lumpuh itu makan semeja dengannya seperti anaknya sendiri.
Ketika sedang makan, seakan-akan Mefiboset adalah orang biasa yang tidak lumpuh, karena kaki lumpuhnya tertutup di bawah meja.
SEEKers, sebenarnya Mefiboset itu seperti kita, sedangkan raja Daud itu seperti Tuhan Yesus. Kita ini seperti orang yang lumpuh karena banyak dosa, banyak kejelekan, dan tidak enak dipandang. Tetapi bagaimanapun juga, kita diterima oleh Tuhan Yesus. Bukan itu saja, di hadapan Tuhan, kejelekan kita sudah tidak kelihatan lagi. Begitu menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, Tuhan Yesus sudah tidak melihat ‘kaki lumpuh’ kita.
Kalau kejelekan kita sudah tidak lagi oleh Tuhan, mengapa kita masih melihat kejelekan orang lain?
Dulu ada seorang tua yang bijaksana. Ia suka duduk dekat pom bensin dan menyalami pengemudi-pengemudi motor yang melewati kota kecil itu.
Suatu hari, cucu perempuannya duduk menemaninya. Pada saat itu, ada orang bertanya, “Seperti apakah kota ini?”
Sang kakek menoleh dan menjawab, “Kamu datang dari kota yang seperti apa?” Pendatang itu menjawab, “Aku datang dari kota yang suka gosip. Untungnya aku sudah keluar dari tempat yang tidak ramah itu.”
Sang Kakek menatap pendatang itu dan berkata, “Kota ini juga sama seperti itu.”
Satu jam kemudian, ada orang lain bertanya, “Seperti apakah kota ini?” Sang Kakek balik bertanya, “Bagaimana dengan kotamu?” Orang itu menjawab, “Semua orang sangat akrab dan suka menolong.”
Sambil tersenyum, kakek berkata, “Sama.”
“Mengapa kakek member jawaban berbeda?” Tanya si cucu. Sang kakek menjawab, “Dimana pun kamu tinggal, sikapmu sendirilah yang menentukan bagaimana sikap orang-orang terhadapmu.”
Bagaimana cara kamu melihat orang lain sebenarnya mencerminkan dirimu sendiri. Kalau kamu selalu melihat yang negatif, itu berarti dirimu negatif. Karena melihat adanya selumbar di mata saudaramu membuktikan adanya balok di matamu sendiri.
SEEKers, yuk kita bertobat. Setiap kali melihat kejelekan orang lain, kita perlu ingat bahwa Tuhan sudah tidak melihat kejelekan kita.
DOA:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau sudah tidak melihat kejelekanku. Ya Tuhan Yesus, belaskasihi aku supaya aku juga tidak melihat kejelekan orang lain.

SERI 1-S2-B03-M3-H3-Kuberikan Mataku

Senin, 06 September 2010

PP Arus Hayat Remaja Minggu 3 - Senin

Syarat bagi Mataku
Ayub 31:1
Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara?
Renungan:
Film dan majalah porno, komik berunsur pornografi, gambar panjangan toko pakaian dalam, foto-foto syur di internet, semuanya itu perlu kamu jauhi, SEEKers!
Jangan bilang bahwa semua itu wajar. Jangan bilang bahwa itu sudah umum dan biasa. Jangan bilang bahwa aturan itu kono, kolot, sudah tidak pada zamanya, aneh, lucu, atau mengada-ada.
SEEKers, walaupun smua remaja di seluruh dunia melihatnya, kamu jangan melihatnya. Walaupun sudah sangat umum dan biasa bagi banyak orang, bagimu tetap terlarang. Mengapa?
Di zaman yang bobrok ini, yang terlarang dibuat jadi umum dan biasa. Yang berdosa dibuat menjadi wajar saja. Tetapi sebagai anak Tuhan, kita bukanlah bagian dari dunia yang bobrok dan bejad. Karena itu kita perlu hati-hati dengan apa yang kita lihat.
Ayub memberikan teladan yang sangat baik. Ia berkata, bahwa ia telah menetapkan syarat bagi matanya (Ay. 31:1). Menetapkan syarat berarti membuat peraturan. Ayub membuat peraturan bahwa matanya tidak akan melihat hal-hal yang dosa.
Ayub menyaring segala hal yang dilihat matanya. Semua yang dosa. Semua yang kotor, tidak ia lihat. Karena ia telah membuat peraturan bagi matanya.
Ayub berkata, “Masakan aku memperhatikan anak dara?” Artinya ia tidak mau memperhatikan atau melihat seorang gadis dengan nafsu.
SEEKers, yuk kita juga buat peraturan untuk mata kita.
Kalau aku melihat temanku memakai baju yang pendek dan terbuka, aku akan menghindarinya. Tidak ngobrol, tidak melihat, dan tidak dekat dengannya.
Di mall, di jalan, di mall saja. Kalau ada orang berpakaian sexy, aku mau menghindarinya. Semua foto, pajangan, gambar yang membuat pikiranku terganggu, juga perlu aku hindari.
Game, link-link di internet yang mengarah ke hal-hal dosa-dosa tidak perlu dilihat.
Tahukah kamu kalau Raja Daud pernah jatuh dalam dosa perzinahan? Itu semua gara-gara matanya melihat Batsyeba yang sedang mandi.
Apa yang dilihat Raja Daud membangkitkan dosa di dalam dirinya sehingga ia berani melakukan perbuatan yang sangat dibenci Tuhan.
Gara-gara apa yang dilihatnya, Daud melakukan sesuatu yang mengerikan. Apa itu?
Bisakah kamu banyangkan, seorang yanb begitu berkenan di hadapan Tuhan seperti Daud, akhirnya jatuh ke dalam dosa yang begitu jahat, hanya karena matanya melihat sesuatu yang tidak boleh dilihatnya?
Karena Raja Daud membiarkan matanya melihat apa yang tidak boleh dilihat, maka dosa yang begitu mengerikan pun berani ia lakukan. Seolah-olah tidak ada Tuhan yang melihatnya.
Karena perbuatannya itu, Daud menerima teguran keras dan penghukuman dari Tuhan. Karena itu, kita perlu member peraturan untuk mata kita.
Aku pernah melihat sesuatu yang seharusnya tidak aku lihat. Dan begitu aku melihatnya, aku sulit belajar karena pikiranku tidak bisa lagi konsentrasi pada pelajaran. Pikiranku melayang-layang, membayangkan lagi apa yang aku lihat. Hal itu berlangsung selama berminggu-minggu bahkan sampai sekarang kadang-kadang hal itu masih terlintas di pikiranku. Alangkah perlunya kita menetapkan syarat atau peraturan untuk mata kita.
DOA:
Tuhan Yesus, mohon Engkau menjaga mataku agar tidak melihat hal-hal yang tidak perlu. Aku tidak mau hati dan pikiranku terpengaruh hal-hal yang buruk, gelap, dan jahat.
SERI 1-S2-B03-M3-H2-Kuberikan Mataku

Minggu, 05 September 2010

PP Arus Hayat Remaja Minggu 3 - Minggu

Mataku
Ayub 31:7
Hatiku menuruti pandangan mataku
Renungan:
Tahukah kamu bagaimana matamu bisa melihat suatu benda? Semua benda pasti memantulkan cahaya ke sekelilingnya. Misalkan, sewaktu kamu melihat sebuah apel, maka cahaya yang terpantul dari apel itu akan sampai ke belakang mata kamu melalui pupil mata.
Lalu cahaya itu akan melewati berbagai proses di belakang mata kamu dan pada akhirnya memberikan isyarat ke otak kamu. Lalu, di belakang otak kamu, isyarat tadi akan membentuk gambar apel seperti yang kamu lihat.
Seluruh proses itu kalau dijelaskan satu persatu akan sangat rumit dan panjang. Kita semua juga sulit untuk memahaminya. Tapi semua prose situ berjalan dengan sangat cepat dan tepat. Benar-benar suatu proses yang sangat sempurna.
Para ahli telah menghasilkan berbagai macam kamera dengan meniru mata manusia. Namun, tidak ada satu kamera pun yang bisa menandingi mata kita. Alangkah ajaibnya mata kita.
Tapi, mata kita juga bisa sangat berbahaya. Mengapa? Ayub 31:7 mengatakan, “Hatiku menuruti pandangan mataku?”
Apa yang kita lihat dengan mata, bisa mempengaruhi hati kita. Dan begitu hati kita terpengaruh, otomatis pikiran dan tingkah laku kita juga terpengaruh.
Tidak percaya? Coba renungkan! Mengapa kamu membeli baju model tertentu? Karena kamu melihatnya dan hati menyukainya. Seandainya, baju itu belum kamu beli di hari kamu melihatnya, kamu pasti memikirkannya terus. Keesokan harinya, kamu pasti membicarakan indahnya baju itu dengan temanmu.
Kitab Raja-raja menceritakan tentang Raja Ahab yang serakah karena hatinya menuruti pandangan matanya.
Raja Ahab melihat tanah milik Nabot yang terletak di samping istananya. Raja ingin memiliki tanah itu untuk dijadikan kebun sayur, berapa pun harganya.
Namun, Nabot tidak mau menjualnya karena itu adalah tanah pusaka milik nenek moyangnya.
Apa yang terjadi? Ia kesal hati dan gusar. Izebel, istri Raja Ahab, berjanji akan membereskan masalah itu.
Bagaimana caranya?
Ia meminta para tua-tua dan pemuka di kota itu memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk di barisan paling depan. Lalu ada 2 orang dursila yang duduk di hadapan Nabot juga dan berkata, “Engkau telah mengutuk Tuhan dan raja.” Dengan demikian, Nabot akan dilempari batu sampai mati.
Semua orang itu melakukan persis seperti yang diperintahkan itu.
Sesudah itu, mereka mengirim pesan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu.” Maka Izebel mencari Raja Ahab dan menyuruhnya bergembira karena tanah Nabot sudah menjadi miliknya.
Alangkah jahatnya perbuatan mereka. Maka Tuhan memberikan hukuman yang mengerikan kepada seluruh keluarga Ahab dan keturunannya.
Semua itu hanya gara-gara mata Ahab melihat tanah Nabot dan menginginkannya.
SEEKers, kamu dan aku perlu berhati-hati dengan apa yang kita lihat. Jangan biarkan hati kita menuruti pandangan mata kita.
DOA:
Tuhan Yesus, selamatkan dan kuduskan mataku. Jangan biarkan hatiku menuruti pandangan mataku. Ya Tuhan Yesus, mohon perlindungan-Mu, jangan gara-gara mataku, aku berbuat dosa.
SERI 1-S2-B03-M3-H1-Kuberikan Mataku

Garis Besar Arus Hayat Remaja Minggu 3

Garis Besar Minggu 3 Kuberikan Mataku
Ayat:
Ayub 31:1
Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara?
Matius 7:3
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Garis Besar:
I. Mata kita sangat ajaib.
II. Apa yang kita lihat mempengaruhi hati, pikiran dan perbuatan kita.
A. Raja Ahab menyebabkan pembunuhan terhadap orang tak bersalah
B. Raja Daud berbuat zinah.
III. Syarat bagi mata
A. Yang tidak boleh dilihat
1. Gambar pornom film, acara yang tidak kudus.
2. Orang berpakaian sexy dan sejenisnya.
3. Kejelekan orang lain.
4. Kemegahan dan keindahan atau kesemarakan dunia.
B. Yang sebaiknya dilihat.
1. Tuhan Yesus
a. Seperti mata merpati – tidak melihat 2 obyek sekaligus.
b. Agar mempunyai cara pandang yang benar.
2. Firman Tuhan.
3. Keperluan orang lain.

Bahan Diskusi:
1. Mungkinkah ada orang yang bisa mengendalikan dirinya sedemikian rupa sehingga ia tidak pernah terpengaruh dengan apa yang dilihatnya?
2. Setujukah kamu bahwa apa yang kita lihat itu mempengaruhi hati, pikiran dan perbuatan kita? Mengapa? Apa pun jawabanmu, berikan contohnya?
3. Bisakah kamu memberikan contoh, apa itu cara pandang yang tidak benar?
4. Mengapa kita tidak pantas melihat kejelekan orang lain?
5. Bagaimana agar di mata kita terpancar kepedulian?

K-SERI 1-S2-B03-M3