Minggu, 05 September 2010

PP Arus Hayat Remaja Minggu 3 - Minggu

Mataku
Ayub 31:7
Hatiku menuruti pandangan mataku
Renungan:
Tahukah kamu bagaimana matamu bisa melihat suatu benda? Semua benda pasti memantulkan cahaya ke sekelilingnya. Misalkan, sewaktu kamu melihat sebuah apel, maka cahaya yang terpantul dari apel itu akan sampai ke belakang mata kamu melalui pupil mata.
Lalu cahaya itu akan melewati berbagai proses di belakang mata kamu dan pada akhirnya memberikan isyarat ke otak kamu. Lalu, di belakang otak kamu, isyarat tadi akan membentuk gambar apel seperti yang kamu lihat.
Seluruh proses itu kalau dijelaskan satu persatu akan sangat rumit dan panjang. Kita semua juga sulit untuk memahaminya. Tapi semua prose situ berjalan dengan sangat cepat dan tepat. Benar-benar suatu proses yang sangat sempurna.
Para ahli telah menghasilkan berbagai macam kamera dengan meniru mata manusia. Namun, tidak ada satu kamera pun yang bisa menandingi mata kita. Alangkah ajaibnya mata kita.
Tapi, mata kita juga bisa sangat berbahaya. Mengapa? Ayub 31:7 mengatakan, “Hatiku menuruti pandangan mataku?”
Apa yang kita lihat dengan mata, bisa mempengaruhi hati kita. Dan begitu hati kita terpengaruh, otomatis pikiran dan tingkah laku kita juga terpengaruh.
Tidak percaya? Coba renungkan! Mengapa kamu membeli baju model tertentu? Karena kamu melihatnya dan hati menyukainya. Seandainya, baju itu belum kamu beli di hari kamu melihatnya, kamu pasti memikirkannya terus. Keesokan harinya, kamu pasti membicarakan indahnya baju itu dengan temanmu.
Kitab Raja-raja menceritakan tentang Raja Ahab yang serakah karena hatinya menuruti pandangan matanya.
Raja Ahab melihat tanah milik Nabot yang terletak di samping istananya. Raja ingin memiliki tanah itu untuk dijadikan kebun sayur, berapa pun harganya.
Namun, Nabot tidak mau menjualnya karena itu adalah tanah pusaka milik nenek moyangnya.
Apa yang terjadi? Ia kesal hati dan gusar. Izebel, istri Raja Ahab, berjanji akan membereskan masalah itu.
Bagaimana caranya?
Ia meminta para tua-tua dan pemuka di kota itu memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk di barisan paling depan. Lalu ada 2 orang dursila yang duduk di hadapan Nabot juga dan berkata, “Engkau telah mengutuk Tuhan dan raja.” Dengan demikian, Nabot akan dilempari batu sampai mati.
Semua orang itu melakukan persis seperti yang diperintahkan itu.
Sesudah itu, mereka mengirim pesan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu.” Maka Izebel mencari Raja Ahab dan menyuruhnya bergembira karena tanah Nabot sudah menjadi miliknya.
Alangkah jahatnya perbuatan mereka. Maka Tuhan memberikan hukuman yang mengerikan kepada seluruh keluarga Ahab dan keturunannya.
Semua itu hanya gara-gara mata Ahab melihat tanah Nabot dan menginginkannya.
SEEKers, kamu dan aku perlu berhati-hati dengan apa yang kita lihat. Jangan biarkan hati kita menuruti pandangan mata kita.
DOA:
Tuhan Yesus, selamatkan dan kuduskan mataku. Jangan biarkan hatiku menuruti pandangan mataku. Ya Tuhan Yesus, mohon perlindungan-Mu, jangan gara-gara mataku, aku berbuat dosa.
SERI 1-S2-B03-M3-H1-Kuberikan Mataku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar